Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Karakteristik Utama Kurikulum Prototipe

Karakteristik Utama Kurikulum Prototipe

Bertepatan tanggal 20 November 2021 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset Dan Teknologi menerbitkan Kebijakan Kurikulum Untuk Membantu Pemulihan Pembelajaran dengan agenda khusus dalam pembenahan Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan.

Karakteristik Utama Kurikulum Prototipe

Dalam agenda Pemulihan Pembelajaran dengan agenda khusus dalam pembenahan Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan yang menjadi topik utamanya adalah: Lini Masa Kebijakan Kurikulum; Karakteristik Kurikulum; kerangka dasar; dan Struktur Kurikulum.


Lini Masa Kebijakan Kurikulum

Kurikulum prototipe diberikan sebagai opsi tambahan bagi satuan pendidikan untuk melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024. Kebijakan kurikulum nasional akan dikaji ulang pada 2024 berdasarkan evaluasi selama masa pemulihan pembelajaran. Dalam hal ini yang menjadi pembahasan adalah:

1.Kurikulum Pra Pandemi (Kurikulum 2013)

2.Pandemi 2020 – 2021 Kurikulum 2013 dan Kurikulum Darurat (Kur-2013 yang disederhanakan)

3.Pandemi 2020 – 2021 (Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat, dan Kurikulum Prototipe di SP dan SMK PK)

4.Pemulihan pembelajaran 2022 – 2024 (Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat, dan Kurikulum Prototipe sebagai opsi bagi semua satuan pendidikan)

5.Tahun 2024 (Penentuan kebijakan kurikulum nasional berdasarkan evaluasi terhadap kurikulum pada masa pemulihan pembelajaran)


Untuk sementara ini Hasil Evaluasi Dokumen Kurikulum 2013 sebagai berikut:

1.Kompetensi Kurikulum 2013 terlalu luas, sulit dipahami, dan diimplementasikan oleh guru.

2.Kurikulum yang dirumuskan secara nasional belum disesuaikan sepenuhnya oleh satuan pendidikan dengan situasi dan kebutuhan satuan pendidikan, daerah, dan peserta didik.

3.Mapel informatika bersifat pilihan, padahal kompetensi teknologi merupakan salah satu kompetensi penting yang perlu dimiliki oleh peserta didik pada abad 21.

4.Pengaturan jam belajar menggunakan satuan minggu (per minggu) tidak memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk mengatur pelaksanaan mata pelajaran dan menyusun kalender pendidikan. Akibatnya, kegiatan pembelajaran menjadi padat.

5.Pendekatan tematik (jenjang PAUD dan SD) dan mata pelajaran (jenjang SMP, SMA, SMK, Diktara, dan Diksus) merupakan satu-satunya pendekatan dalam Kurikulum 2013 tanpa ada pilihan pendekatan lain.

6.Struktur kurikulum pada jenjang SMA yang memuat mata pelajaran pilihan (peminatan) kurang memberikan keleluasaan bagi siswa untuk memilih selain peminatan IPA, IPS, atau Bahasa. Gengsi peminatan juga dipersepsi hirarkis.


Sedangkan Hasil Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 seperti berikut ini:

1.Komponen perangkat pembelajaran terlalu banyak dan menyulitkan guru dalam membuat perencanaan.

2.Rumusan kompetensi yang detil dan terpisah-pisah sulit dipahami sehingga guru kesulitan menerjemahkan dalam pembelajaran yang sesuai filosofi Kurikulum 2013.

3.Strategi sosialisasi, pelatihan, pendampingan, dan monitoring implementasi Kurikulum 2013 belum terlaksana secara tepat dan optimal, belum variatif, belum sesuai dengan kebutuhan, dan belum efektif. Contoh kendala: sosialisasi tidak sampai langsung kepada tingkat gugus, pemilihan instruktur ditetapkan sentralistik sehingga tidak sesuai kebutuhan, dan pelatihan masih dilakukan secara konvensional dengan ceramah yang cenderung teoretik.

4.Masih banyak pengawas, kepala sekolah, dan guru yang memiliki pemahaman kurang tentang kerangka dasar, diversifikasi, dan konsep implementasi Kurikulum 2013.

5.Sosialisasi, pelatihan, pendampingan, dan monitoring implementasi Kurikulum 2013 belum berdampak optimal terhadap pemahaman pengawas, kepala sekolah, dan guru, kemampuan dan kinerja guru, serta peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.


Benang Merah Pengembangan Kurikulum

Kurikulum prototipe melanjutkan arah pengembangan kurikulum sebelumnya: 1). Orientasi holistik: kurikulum dirancang untuk mengembangkan murid secara holistik, mencakup kecakapan akademis dan non-akademis, kompetensi kognitif, sosial, emosional, dan spiritual. 2). Berbasis kompetensi, bukan konten: kurikulum dirancang berdasarkan kompetensi yang ingin dikembangkan, bukan berdasarkan konten atau materi tertentu. 3). Kontekstualisasi dan personalisasi: kurikulum dirancang sesuai konteks (budaya, misi sekolah, lingkungan lokal) dan kebutuhan murid.

Download Juga: Aplikasi LPJ BOS Reguler Terupdate 2021 Semua Jenjang

Kurikulum prototipe mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, serta memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar.

Kurikulum prototipe memiliki beberapa karakteristik utama yang mendukung pemulihan pembelajaran: 

1). Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter (iman, taqwa, dan akhlak mulia; gotong royong; kebinekaan global; kemandirian; nalar kritis; kreativitas). 2). Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi. 3). Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level) dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.

Lebih jelas silakan download file lengkapnya pada tautan di bawah ini

Download File  Karakteristik Utama Kurikulum Prototipe

Demikian ulasan singkat materi Karakteristik Utama Kurikulum Prototipe semoga membawa manfaat, dan mohon maaf apabila penjelasan saya masih perlu perbaikan. Terima kasih atas kunjungan semoga tidak keberatan untuk membagikan materi di situs saya ini.

Post a Comment for "Karakteristik Utama Kurikulum Prototipe"